Breaking News

Transisi Syarikah Tak Jadi Halangan! KBIHU Darmus Antar Jamaah Haji Lamongan Lewati Ujian Pergerakan Armuzna Dengan Sempurna

Barometer Investigasi News  - Lamongan, 

Perjalanan ibadah haji tahun 1446 H bagi Kloter SUB 59 KBIHU Darmus dari Kabupaten Lamongan menjadi cerminan suksesnya manajemen dan komunikasi intensif antara berbagai elemen penyelenggara ibadah haji. Perubahan sistem dari model kloter menjadi kafilah, serta pengelolaan yang kini berbasis syarikah, membawa tantangan tersendiri. Namun, KBIHU Darul Mustaghisin ( Darmus) mampu menunjukkan bahwa *komunikasi* dan koordinasi yang erat mampu menjadi fondasi dalam menjawab tantangan tersebut. Mekkah – Minggu, 8 Juni 2025

Menurut penjelasan Dr. Abid Muhtarom, ketika dikonfirmasi lewat WhatsApp Petugas Haji Daerah dari perwakilan Jawa Timur yang turut mendampingi pergerakan jamaah mengatakan,"proses penjemputan dari hotel ke Arofah berjalan sesuai skema dan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak syarikah. Tidak ada keterlambatan berarti, bahkan jamaah tiba lebih awal di tenda Arofah. Hal ini memberikan ruang yang cukup untuk memastikan proses penempatan berjalan tertib dan tanpa kendala berarti, meskipun tenda tersebut juga ditempati oleh jamaah dari KBIHU lain," tegas pria yang juga menjadi dekan UNISLA ini.

“Kondisi di Arofah cukup kondusif. Tidak ada penumpukan atau kekurangan layanan. Konsumsi pun terlayani dengan baik. Bahkan, jamaah dari luar kafilah 59 yang ikut menempati tenda bisa mendapatkan pelayanan konsumsi yang memadai. Ini menunjukkan bahwa sinergi dengan syarikah berjalan dengan baik,” terang Dr. Abid.

"Untuk pergerakan dari Arofah ke Muzdalifah, KBIHU Darmus mengambil keputusan strategis dengan memilih keberangkatan akhir sekitar pukul 23.00 waktu Mekkah. Langkah ini diambil untuk menghindari potensi kepadatan dan kemacetan yang biasa terjadi pada jam-jam awal. Keputusan tersebut terbukti efektif. Semua jamaah, baik yang menjalankan murur maupun tidak, berhasil diangkut dan tidak mengalami keterlambatan atau penelantaran,".

"Menariknya, karena waktu melintas di area Muzdalifah sudah melewati pukul 00.00 waktu Mekkah, maka jamaah tidak turun dan langsung diarahkan menuju Mina. Tiba di Mina sebelum pukul 02.00 dini hari, para jamaah langsung menempati tenda yang telah ditentukan oleh syarikah di lokasi RHL 250. Skema ini juga meminimalisasi risiko kelelahan dan kehilangan arah bagi jamaah lansia atau berkebutuhan khusus," Tutur Gus Abid.

Keseluruhan jamaah KBIHU Darmus sepakat mengambil Nafar Sani, yakni mabit di Mina hingga tanggal 13 Dzulhijjah. Langkah ini dinilai sebagai strategi terbaik untuk menghindari kepadatan arus balik menuju hotel. Sebab, pada 12 Dzulhijjah biasanya terjadi lonjakan besar jamaah yang ingin segera menyelesaikan proses mabit.

Dalam wawancara dengan Joko Nursiyanto, salah satu jamaah dari KBIHU Darmus, ia menyatakan kepuasannya terhadap sistem baru yang diterapkan tahun ini, meskipun awalnya cukup menantang.

“Dengan perubahan sistem menjadi berbasis kafilah dan syarikah, tantangan utamanya adalah komunikasi. Namun, KBIHU Darmus sangat cepat dalam menjalin komunikasi dengan pihak syarikah, sopir armada, hingga pendamping jamaah. Inilah yang membuat kami bisa tetap nyaman, tidak terlantar saat mabit di Muzdalifah, dan bisa menunaikan rangkaian ibadah secara tenang,” ungkapnya.

Sementara itu, Aris Wibawa selaku Ketua KBIHU Darul Mustaghisin ( Darmus) mengungkapkan bahwa sejak awal pihaknya telah memetakan potensi tantangan dan melakukan langkah antisipasi secara matang.

“Kami menyadari bahwa tahun ini berbeda karena sistem syarikah yang digunakan tidak lagi satu, tetapi terdiri dari beberapa unit layanan. Ini artinya, kita tidak bisa menggunakan pola lama. Perlu penyesuaian cepat di lapangan. Koordinasi dengan ketua kafilah 59 menjadi kunci. Kami sepakat melakukan update informasi minimal setiap satu jam,” jelasnya.

"Koordinasi yang dimaksud mencakup beragam aspek. Mulai dari pengelolaan kartu Nusuk, pengaturan koper jamaah, penyediaan kursi roda, hingga pengelolaan jamaah yang perlu disafariwukufkan atau dirujuk ke rumah sakit seperti SNH. Bahkan ketika Aris sebagai ketua KBIHU berada di hotel dan syarikah yang berbeda dari jamaahnya, upaya pengumpulan jamaah di satu hotel dilakukan untuk memudahkan komunikasi dan pendampingan." tegasnya.

“Sebagian besar jamaah kami baru pertama kali keluar negeri. Mereka belum memahami kultur dan aturan di luar negeri. Apalagi banyak dari mereka lansia dan berisiko tinggi. Jadi pendekatan kami adalah pelayanan berbasis kasih dan empati,” lanjut Aris.

Pada tahap pergerakan Armina (Arofah, Muzdalifah, dan Mina), KBIHU Darmus juga menerapkan strategi satu tenda dan satu bus, meski berasal dari syarikah yang berbeda. Hal ini untuk mempermudah proses transportasi, logistik, dan konsumsi. Semua langkah tersebut mendapat persetujuan penuh dari ketua kafilah 59, yang juga menunjukkan kolaborasi lintas struktur yang sangat baik.

Dengan semangat pelayanan dan kasih, perjalanan ibadah haji tahun ini bukan hanya menjadi pengalaman spiritual yang mendalam, tetapi juga menjadi momen kebersamaan yang penuh makna bagi seluruh jamaah Kabupaten Lamongan, khususnya yang tergabung dalam KBIHU Darul Mustaghisin.

Editor    :  Ubeed 

Sumber : Dr Abid M ( Petugas Haji Daerah)


0 Comments

© Copyright 2024 - Barometer Investigasi News
wa