Breaking News

Mahasiswa UNISLA Galang Donasi Bencana Sumatera

LAMONGAN,  BIN.ID — Suasana Lampu Merah Perempatan DPRD Lamongan dan Lampu Merah Pegadaian pagi hingga sore hari tampak berbeda dari biasanya. Deretan mahasiswa dengan atribut kebanggaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Lamongan (FEB UNISLA) memenuhi sudut-sudut jalan, membawa kotak donasi, poster ajakan, dan semangat kemanusiaan yang menggetarkan hati siapa pun yang melintas. Kegiatan bertajuk “Aksi Peduli Bencana Sumatra” yang diselenggarakan oleh BEM FEB UNISLA 2025 ini menjadi bukti bahwa generasi muda Lamongan masih memiliki kepekaan sosial yang kuat dan keberanian untuk berdiri paling depan ketika saudara sebangsa membutuhkan uluran tangan.

Aksi yang berlangsung pada 9 Desember 2025 ini bukan sekadar kegiatan rutin penggalangan dana, melainkan gerakan moral yang mencerminkan kepedulian terhadap korban bencana di wilayah Sumatra yang dalam beberapa minggu terakhir mengalami musibah besar. Para mahasiswa turun ke jalan dengan penuh semangat, menyapa pengguna jalan, mengucapkan salam hangat, dan menyampaikan ajakan berdonasi dengan sopan namun penuh ketegasan. Mereka berdiri di antara deru kendaraan, di sela-sela kemacetan lampu merah, mengorbankan waktu, tenaga, bahkan kenyamanan demi membantu sesama.

Suasana aksi begitu hidup. Setiap kali lampu merah menyala, para mahasiswa bergerak lincah menghampiri pengendara motor, mobil, hingga pejalan kaki yang kebetulan berada di lokasi. Banyak masyarakat yang memberikan respon hangat, ada yang memasukkan uang ke kotak donasi, ada pula yang memberikan semangat, bahkan ada yang ikut menyebarkan informasi aksi tersebut kepada rekan dan keluarga. Tawa, semangat, dan rasa haru bercampur menjadi satu, menciptakan pemandangan kemanusiaan yang indah di tengah hiruk-pikuk kota.

Rektor UNISLA, Dr. H. Abdul Ghofur, M.Si, memberikan apresiasi mendalam terhadap aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut. Dalam pernyataannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan seperti ini merupakan wujud nyata dari implementasi nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan yang selama ini menjadi landasan utama pendidikan di UNISLA. “Saya sangat bangga dengan gerakan peduli yang dilakukan oleh mahasiswa FEB UNISLA. Mereka bukan hanya belajar teori di ruang kelas, tetapi juga menunjukkan sikap tanggung jawab sosial yang sesungguhnya. Kepedulian terhadap saudara kita di Sumatra adalah bukti bahwa empati dan solidaritas masih tumbuh subur di lingkungan kampus kita. Semoga aksi ini membawa manfaat besar bagi mereka yang sedang mengalami musibah,” ujarnya dengan penuh haru.

Hal senada juga disampaikan oleh Dekan FEB UNISLA, Dr. H. Abid Muhtarom, SE., MSE, yang turut mengapresiasi semangat mahasiswa dalam menggelar aksi kemanusiaan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya menguatkan solidaritas, tetapi juga membangun karakter mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan. “Mahasiswa FEB UNISLA harus menjadi pionir dalam segala hal yang menyangkut kepedulian, kemanusiaan, dan kebermanfaatan. Aksi ini menunjukkan bahwa mereka mampu bergerak cepat dan tepat ketika bangsa membutuhkan. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan, bukan hanya sebagai bentuk respons terhadap bencana, tetapi sebagai komitmen jangka panjang terhadap nilai-nilai kemanusiaan,” tuturnya dengan bangga.

Aksi peduli ini tidak hanya menggugah rasa empati masyarakat, tetapi juga menjadi ajang edukasi publik tentang pentingnya saling membantu. Para mahasiswa menjelaskan bahwa dana yang terkumpul akan disalurkan langsung kepada korban bencana di Sumatra melalui lembaga resmi yang kredibel, sehingga transparansi dan akuntabilitas tetap terjaga. Hal ini memberikan rasa aman bagi para donatur yang menitipkan bantuan melalui gerakan tersebut.

Dalam aksi ini, terlihat bagaimana generasi muda Lamongan benar-benar menunjukkan kepedulian tanpa pamrih. Ada yang bertugas sebagai koordinator lapangan, ada yang memegang poster bertuliskan “Peduli Bencana Sumatra,” ada yang membawa pengeras suara kecil untuk menyampaikan seruan kemanusiaan, sementara yang lain menyebar di titik-titik strategis agar donasi yang terkumpul bisa maksimal. Sebagian mahasiswa bahkan terlihat membawa payung ketika hujan rintik tiba-tiba turun, namun semangat mereka tidak surut sedikit pun.

Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat sekitar lokasi aksi. Banyak pedagang, sopir angkot, hingga ibu-ibu yang sedang berbelanja turut menyumbangkan donasi meskipun jumlahnya tidak besar. Namun seperti yang diungkapkan oleh panitia aksi, bukan nominal yang menjadi ukuran utama, melainkan ketulusan dan semangat berbagi. Setiap rupiah yang terkumpul memiliki nilai luar biasa di mata para korban bencana yang sedang berjuang memulihkan kehidupan mereka.

Ketua BEM FEB UNISLA 2025 menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap bencana yang menimpa saudara-saudara di Sumatra. “Kami sadar bahwa bantuan dari kami mungkin tidak besar, tetapi kami percaya bahwa ketika semua masyarakat Indonesia bersatu, maka sedikit demi sedikit bisa menjadi kekuatan besar untuk membantu pemulihan pascabencana. Kami hanya ingin menjadi bagian kecil dari upaya tersebut,” ungkapnya dengan penuh harapan.

Dalam kesempatan tersebut, seluruh panitia dan peserta aksi juga menyampaikan doa terbaik bagi para korban bencana. Mereka berharap agar bantuan yang dikumpulkan dapat meringankan beban para penyintas dan memberikan semangat baru bagi masyarakat Sumatra untuk bangkit kembali. Harapan ini juga menjadi pesan penutup yang menggema di antara peserta aksi, “Semoga sedikit bantuan dari kita semua bermanfaat untuk mereka yang ada di sana.”

Di akhir kegiatan, para mahasiswa menutup aksi dengan rasa syukur. Keringat, lelah, dan panas matahari seolah terbayar dengan antusiasme masyarakat yang begitu luar biasa. Aksi Peduli Bencana Sumatra ini menjadi bukti bahwa semangat solidaritas tidak pernah padam, terutama di kalangan mahasiswa yang selalu menjadi agen perubahan.

Aksi ini juga menjadi pengingat bahwa meskipun jarak memisahkan Lamongan dan Sumatra, rasa kepedulian mampu menjembatani semuanya. Mahasiswa FEB UNISLA telah memberikan contoh nyata bahwa gerakan kemanusiaan tidak harus besar untuk berdampak. Yang terpenting adalah keikhlasan hati dan keberanian untuk bertindak.

Dengan berakhirnya aksi pada sore hari, para mahasiswa pulang dengan perasaan bangga. Mereka bukan hanya membawa kotak donasi yang terisi, tetapi juga membawa pengalaman berharga tentang makna kepedulian dan kebersamaan. Dan bagi masyarakat Lamongan, aksi ini menjadi pengingat bahwa setiap kebaikan, sekecil apa pun, dapat memberikan harapan besar bagi mereka yang sedang berduka. Semoga aksi ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus berbagi dan peduli terhadap sesama, kapan pun dan di mana pun.

( Bed)

0 Comments

© Copyright 2024 - Barometer Investigasi News
wa