LAMONGAN, BIN.ID - Pembangunan Stadion Surajaya Lamongan ternyata menyisakan persoalan yang hingga kini belum terselesaikan.
Rofiah (53), pemilik warung asal Desa Kebonagung, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, mengaku para pekerja proyek meninggalkan utang di warung miliknya hingga mencapai Rp 173 juta.
Selama sekitar delapan hingga sembilan bulan masa pembangunan, warung sederhana milik Rofiah menjadi tempat makan, minum, dan membeli rokok bagi para pekerja maupun mandor proyek.
Sayangnya, meskipun pembangunan telah rampung, tagihan konsumsi tersebut belum juga dibayarkan.
“Total utang untuk makan dan minum dari pekerja dan mandor proyek pembangunan Stadion Surajaya Lamongan yang belum dibayar sebesar Rp 173 juta,” ungkap Rofiah saat ditemui di warungnya di Jalan Pahlawan Lamongan, Kamis (3/7/2025).
Akibat utang tersebut, Rofiah mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia bahkan terpaksa berutang ke berbagai pihak demi mencukupi kebutuhan keluarganya.
Rofiah hidup bersama tiga anaknya, seorang anak yatim yang diasuhnya, serta ibunya yang sudah berusia 80 tahun. Sementara dirinya telah berpisah dari suami dan menjadi tulang punggung keluarga seorang diri.
“Anak saya tiga, ada anak yatim juga yang saya urus, dan ibu saya yang sudah tua. Untuk makan sehari-hari saja sulit. Untuk bayar sekolah anak-anak pun saya kesusahan,” keluhnya.
Ia menuturkan, untuk membeli seragam sekolah anak yatim yang diasuhnya seharga Rp 2 juta pun ia harus pontang-panting mencari pinjaman, namun tetap belum bisa memenuhinya.
Kini, Rofiah hanya bisa berharap agar ada perhatian dari pemerintah maupun pihak terkait agar para mandor bisa segera melunasi utang mereka.
“Saya berharap kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, mudah-mudahan bisa membantu mandor-mandor agar mereka bisa segera membayar warung. Itu saja harapan saya,” harap Rofiah dengan nada lirih.
Laporan : Ubed
Copyright Barometer Investigasi News (BIN)
0 Comments